Tuesday, June 11, 2013

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II



Bangunan yang dibangun kembali dan dibongkar habis dan memang sebelumnya merupakan lokasi Benteng Kuto Lamo berdiri keraton Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau Sultan Mahmud Badaruddin (1724-1758).
Tahun 1821 keraton ini mendapat serangan dari Pemerintah Belanda dan pada tanggal 7 Oktober 1823 oleh Reguring Commisaris Belanda J.L. Van Seven House diperintahkan bongkar habis untuk menghilangkan monumental Kesultanan Palembang dan membalas dendam atas dibakarnya loji Sungai Aur oleh Sultan Mahmud Badaruddin I pada tahun 1811. Bangunan ini selesai tahun 1825 dan selanjutnya dijadikan komisariat Pemerintah Hindia Belanda untuk Sumatera Bagian Selatan sekaligus sebagai kantor Residen.
Pada tahun 1942-1945 gedung ini dikuasai oleh Jepang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI kembali dikuasai Pemerintah RI, pada tahun 1949 gedung tersebut dijadikan kantor Toritorium II Sriwijaya dan tahun 1960-1972 digunakan sebagai Resimen Induk IV Sriwijaya.
Berdasarkan penelitian dari Tim Arkeologi Nasional tahun 1988 ditemukan pondasi batu bata dari Kuto Lamo diatas tumpukan balok-balok kayu yang terbakar dilokasi tersebut. Menurut perhitungan bangunan Benteng Lamo dimasa Sultan Mahmud Badaruddin I resmi ditempati pada hari Senin tanggal 29 September 1737 maka balok-balok itu umurnya lebih dari itu. Namun Museum Sultan Mahmud Badaruddin diabadikan untuk mengingat dan menghargai jasa-jasanya.








(http://bulletinmetropolis.com/home/wp-content/uploads/2011/05/museum.jpg)

 
Design by Cafe Pips Community | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes